Kamis, 20 Maret 2014

Gunung Merapi, Lebih Dekat dari Saudara Lebih Besar dari Keluarga

Setiap gunung memiliki cerita yang berbeda-beda, kali ini saya merencanakan ke gunung merapi (jawa tengah) dengan tim classdeisme serta beberapa teman yang belum pernah merasakan pengalaman mendaki gunung. kami memutuskan untuk mendaki tanggal 11-12 Oktober 2013. jauh-jauh hari kami pantau terus status merapi, karena gunung ini tergolong sangat aktif. H-1 rencana kami, status merapi masih normal sehingga aman untuk pendakian. okelah ready vroh!
Berangkat dari semarang jam 08.00 menggunakan sepeda motor, kami berangkat 9 orang. sampai jalan lingkar salatiga, ada kabar buruk. teman kami yang bernama ginanjar mengirim sms bahwa dompet ketinggalan dikos. kami pun memutuskan untuk menunggunya di terminal boyolali. kami sampai disana jam 10.00. kami mulai merasa lapar karena belum sarapan, ginanjar juga baru sampai di kos, dan kami pun memutuskan untuk sarapan di soto seger mbok giyem boyolali yang cukup terkenal. disini banyak variasi pilihan lauk, harga juga terjangkau, dan paling nikmatnya sarapan ditemani alunan lagu kroncong dari pengamen yang duduk manis di depan warung. selesai sarapan, ginanjar tampaknya masih lama untuk sampai di boyolali. kami harus mencari masjid untuk melaksanakan sholat jum'at. kebetulan ada teman kami "apri" asli boyolali, kami pun mampir ke rumahnya. selesai sholat jumat, ginanjar juga tiba di rumah apri. istirahat dulu sejenak disini, lumayan silaturahmi berkedok cemilan gratis.



jam 14.00 kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp selo merapi. jam 14.45 kami sudah sampai di basecamp.


Registrasi lalu sholat ashar, jam 15.30 kami mulai trekking. kami berjalan menyusuri aspal jalanan menuju new selo. disini ada beberapa warung menjual makanan, namun sore itu nampak sepi. mulai memasuki ladang warga, hujan pun turun lumayan deras. alhamdulillah, jalur trekking tak lagi berdebu. perjalanan berlangsung santai, dan para pemula nampak bersemangat. hujan tak berlangsung lama, singkat cerita kami pun ja, 21.00 sampai di pasar bubrah. tak banyak pendaki yang mendirikan tenda, mungkin mereka trekking malam. kami pun mencari lokasi yang aman dari terpaan angin, kami mendirikan tenda di balik batu besar yang terdapat tulisan pasar bubrah. kami mendirikan 3 buah tenda disana, dan menu dinner malam itu adalah mie goreng telor pake kering tempe. malam itu, tak banyak obrolan di luar tenda karena angin berhembus cukup kencang.
jam 05.00 kami bangun, hanya beberapa saja karena yang lain masih asik menikmati mimpinya. seperti biasa, cari-cari lokasi untuk menikmati sunrise. cuaca sangat cerah pagi itu, puncaknya juga terlihat jelas, tak tertutup asap belerang.













sebelum matahari mulai meninggi, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. kami bertemu dengan sahabat kami "tutur" yang mendaki bersama kawan-kawannya. medan pasir berbatu memang membutuhkan perjuangan saat nanjak, namun sangat assooyy kala turun. ditengah perjalanan, terlintas di pikiranku betapa dahsyatnya letusan merapi sampai puncak garuda pun kini tinggal cerita (lenyap) dan puncaknya hanya tinggal 2 sisi, sebelah selatan dan utara sudah jebol. ketika sampai di puncak hmmm menakjubkan!!!! merapi punya cerita

















LEBIH DEKAT DARI SAUDARA, LEBIH BESAR DARI KELUARGA..........!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar