Rabu, 12 Maret 2014

Golden Sunrise Si Kunir


Petualangan kali ini kembali bersama kawan-kawan futsal jebfoc, karena mayoritas sudah bekerja jadi tidak punya banyak waktu untuk berlibur. Pilihan jatuh ke dataran tinggi dieng, dan waktu itu Bukit Si Kunir sering dibicarakan di twitter. Kami pun memutuskan berangkat tanggal 17 agustus 2013. Kebetulan saya punya kawan di Dieng, dan saya coba minta tolong untuk dicarikan link penginapan. eeh malah disuruh menginap di rumah doi. berarti tujuan pertama adalah rumah abidah. saya sudah hafal jalan rumahnya karena awal-awal kuliah dulu pernah camping di luar kawasan candi arjuno. perjalanan dari purwodadi-dieng membutuhkan waktu sekitar 5 jam dengan menggunakan sepeda motor. kalau berlibur ke dieng maupun wonosobo, saya lebih suka lewat jumprit (tambi) karena jalannya tidak terlalu ramai, lebih dekat. sore itu kami sudah sampai di rumah abidah, tapi doi sedang tidak ada dirumah. tak apalah, warga lereng pegunungan sudah terkenal dengan keramahannya. setelah berbincang-bincang, sebelum matahari tenggelam kami pun disarankan untuk survei lokasi dulu jalan menuju si kunir agar besok dinihari tidak kesasar. sore itu, kami menuju desa sembungan (konon katanya desa ini merupakan desa tertinggi di pulau jawa). di sekitar loket telaga warna, kami membeli tiket terusan untuk menikmati beberapa objek wisata di dieng.



setelah sampai di desa sembungan, tempat parkir lumayan penuh. mungkin banyak yang camping di atas. di lereng bukit juga terdapat telaga cebong yang bersih dan jernih. hari belum gelap, dan saya pun menyarankan untuk ke dieng theater lalu ke candi arjuna sehingga besok di maksimalkan di Si Kunir dan Telaga Warna.


Candi Arjuno


kembali ke penginapan, set alarm jam 02.00. (beberapa jam kemudian) kami pun bangun, packing apa saja yang perlu dibawa, dan jam 03.00 kami berangkat menuju bukit si kunir. sekitar 30 menit perjalanan, kami sampai di desa sembungan. untuk menuju puncak si kunir, membutuhkan waktu trekking kurang lebih 30 menit. sesampainya di atas ternyata gubug kecil sudah ramai. ngopi-ngopi dulu dan harap-harap cemas menunggu sunrise. gunung sindoro tampak gagah di depan mata, ingin sekali mendaki kesana (akhirnya beberapa bulan terealisasi).

gunung sindoro








telaga warna








ternyata ada yang berubah dari telaga warna. pertama kali kesini saya tidak dapat mengelilingi danau, namun sekarang sudah bisa karena ada jalurnya. jaya terus jebfoc, semoga tim ini terus berprestasi makin kompak dan sampai tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar