Rabu, 21 Januari 2015

Gunung Ciremai, Melebur Rindu

Tanpa terasa sudah 6 bulan lamanya kami tak terlibat dalam sebuah petualangan rimba. Ya, karena terakhir kali aku berpetualang bersama tim argopuro adalah bulan juni tahun lalu. Ketika rindu akan alam telah mencapai ujung ubun-ubun, kami memutuskan untuk berpetualang ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tepatnya mendaki gunung salak via cidahu. Kami pun membeli tiket kereta keberangkatan tanggal 11 januari 2015. Bagus dan Farid berangkat dari Stasiun Semarang Poncol, sedangkan aku berangkat dari Stasiun Purwokerto. Lalu kami menentukan lokasi pertemuan kami yaitu di Stasiun Jatinegara. Aku sedikit mengalami masalah karena tiket kereta kelas ekonomi jurusan ibukota sudah pada habis. Aku memutuskan untuk menggunakan kereta kamandaka sampai stasiun tegal, kemudian dilanjutkan dengan kereta tegal ekspres. Urusan tiket sudah beres, namun H-2 keberangkatan aku mendapat kabar bahwa jalur pendakian gunung salak ditutup per 1 januari 2015.


Untuk memastikannya, saya pun mengirim email ke TNGHS. Ternyata benar, aku mendapat balasan email bahwa jalur pendakian ditutup untuk pemulihan ekosistem.Kami pun beralih ke rencana B, yaitu ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang akan ditutup 19 Januari 2015. Lokasi pertemuan kami berubah, yaitu di Stasiun Cirebon Prujakan. Kami akan mendaki gunung ciremai jalur apuy (Majalengka).

11 Januari 2015

Hari yang ditunggu telah tiba, Bau Petualangan! Jam 11.00 saya berangkat dari Stasiun Purwokerto. Jam 13.00 saya sudah sampai di Stasiun Tegal, ngaso dulu di warteg sekitar stasiun karena KA Tegal Ekspres baru akan berangkat jam 14.30.

Asap lokomotif KA Tegal Ekspres telah mengepul, kereta akan segera berangkat. Singgah di Stasiun Brebes, Babakan, dan sampailah saya di Stasiun Cirebon Prujakan jam 15.30. Mau ngapain aku di cirebon? Karena mereka berdua akan sampai di Cirebon pukul 22.10. Beruntunglah, aku ini orangnya tidak mudah bosan. Aku pun membununh waktu dengan berjalan-jalan di sepanjang Pasuketan dengan ruko-ruko yang tertata apik. Bangunan modern yang berkolaborasi  dengan beberapa bangunan lawas era kolonial, syahduu.

Singkat cerita, akhirnya aku pun bertemu dengan mereka yaitu Farid dan Bagus dengan wajah-wajah menahan lapar hahahaha. Ngaso-lah kami di sebuah warung tenda sebrang stasiun yang menjual nasi uduk. Melebur kerinduan dalam sebuah petualangan.

Jam 23.00 kami melanjutkan perjalanan dengan angkot GP tujuan palimanan yang melintas di depan stasiun, tapi kami tidak sampai palimanan, kami cukup turun di Kedawung. Kemudian kami melanjutkan naik Elf Cirebon – Bandung, lalu turun di Kadipaten.

Rincian biaya:

Angkot Cirebon – Kedawung : 5.000
Elf Kedawung – Kadipaten : 20.000

12 Januari 2015

00.30 kami sampai di Kadipaten. Kemudian lanjut naik Elf ke Terminal Maja. Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit, sampailah kami di Terminal Maja. Kami memutuskan utnuk istirahat sejenak di Mushola yang terletak di dalam terminal. Sebelumnya banyak yang sopir-sopir yang menawari kami dengan sistem carter, tapi kami menolak karena sudah pasti ongkosnya mahal.


Pagi menyapa, kami berjalan ke pasar yang letaknya dekat dengan terminal maja. Membeli logistik untuk bekal selama 3H2M di gunung. Selesai berbelanja, sekalian nyari mobil bak terbuka yang akan ke desa Apuy. Tips: bagi yang mau ke Apuy, sebaiknya mencari mobil bak terbuka yang berada di dalam pasar.


Farid Patah Hati Adventure

Rincian biaya:

Elf Kadipaten – Terminal Maja: 10.000
Terminal Maja – Balai Desa Apuy: 10.000

Kami tidak lanjut sampai Pos 1 berod, karena kami rencana camp di Pos 1 dulu. Jadi untuk menghemat biaya pengeluaran, kami akan jalan kaki dari balai desa ke Pos 1 berod. Itung-itung pemanasan hahahaaa

Balai Desa Apuy

Jam 12.30 kami memulai pendakian dari kantor balai desa. Melintasi pemukiman warga, lalu sampailah di ujung jalan. Terdapat pertigaan dengan tiang listrik sebagai patokan. Belok ke kanan, menyusuri jalan beton dengan kanan kiri ladang sayur. 60 menit berjalan santai, sampailah kami di Pos 1 berod. Setelah melakukan registrasi, kami segera mendirikan tenda. Pos 1 ini terdapat warung dan sumber air. Campground sangat luas.



Rincian biaya:

Tiket pendakian jalur apuy: 13.500
Biaya asuransi   : 1.500
Tiket masuk TNGC: 5.000

Lebih baik aku menjuluki tim ini dengan nama Tim Sambal Terasi karena sambal selalu menjadi pendamping setiap masakan kami. Menu malam ini ayam goreng, sambal, dan lalap terong. Tadi di pasar kami membeli 3 potong dada ayam yang sudah dibumbu kuning.




13 Januari 2015

Jam 09.45 kami memulai pendakian. Rencananya kami akan bermalam di Pos 6 goa walet. Hujan mengguyur awal perjalan kami, ya begitulah resiko mendaki di bulan januari. Sebelumnya aku juga sudah mengakses website perkiraan cuaca, tanggal 12-14 januari 2015 setiap siang gunung ciremai akan diguyur hujan.


Pos 2
45 menit berjalan, sampailah kami di Pos 2. Terdapat shelter untuk berteduh. Setelah istirahat selama 15 menit, kami kembali melanjutkan perjalanan dibawah guyuran hujan yang enggan mereda. Nah, Pos 2 ke Pos 3 merupakan jalan terpanjang dan nanjak terus. Kami mulai memasuki hutan yang lebat. Tanah basah sedikit berlumpur tak menghentikan langkah kami. 90 menit berjalan, sampailah kami di Pos 3. Tidak ada shelter disini, muat untuk beberapa tenda saja. Kami kembali melanjutkan perjalanan, jalur trek berubah menjadi aliran air hujan. 45 menit kemudian, sampailah kami di Pos 4. Kami mulai kedinginan, hujan juga tak menunjukkan tanda-tanda akan reda. Sebelum keadaan menjadi lebih buruk, kami memutuskan untuk mendirikan tenda disini.

Setelah ganti baju, kami segera mengisi perut yang mulai kerucuk kerucuk. Sembari menunggu hidangan matang, ngopi-ngopi dulu sepertinya syahduu. Menu masakan sore ini adalah jamur crispy, terong crispy, dan sambal setan. Bagi kami, inilah seninya mendaki gunung.



Seperti biasa, malam harinya selalu diisi dengan curhatan ngalor ngidul yang ditemani dengan secangkir kopi. Saking kurang sukanya dengan makanan instan, sampai kami juga lupa tak membeli cemilan hahahahah

14 Januari 2015

Jam 03.00 dinihari beberapa rombongan membangun tidur kami, mereka mengajak summit attack bareng. Kami menolaknya karena angin masih berhembus kencang. Kami akan summit ke puncak jika cuaca sudah membaik. Pos 4 masih tertutup pohon-pohon lebat, jadi aman untuk berlindung.

Jam 08.30 kami berdua bersiap untuk summit ke puncak ciremai, sedangkan bagus sedang kurang fit. Dia memilih istirahat di tenda saja, dan menyiapkan hidangan untuk kami berdua. Tengkyu chef!

[Pos 4 – Pos 5] 30 menit. Keadaan Pos 5 lumayan luas, tidak ada shelter. Pohon-pohonnya juga tidak terlalu rapat.



[Pos 5 – Pos 6 (Goa Walet)] 45 menit. Sebelum sampai ke goa walet, terdapat pertemuan jalur apuy dan palutungan. Terdapat petunjuk arah yang jelas. Pos 6 Goa Walet terdapat sumber air dari tetesan dinding goa. Aku kurang tau persisnya bagaimana gambaran pos goa walet karena kami langsung menuju puncak. Namun dari jalur pendakian memang terdengar pantulan suara air yang mengucur.






[Pos 6 – Puncak Gn Ciremai] 45 menit. Kami tak berlama-lama di atas, karena kabut cukup tebal. sejenak menghela nafas, menikmati dinginnya kabut ciremai. Mitosnya jika mengkumandangkan adzan di puncak ciremai, maka kabut akan menghilang. Namun kami belum beruntung rupanya, kabut enggan melepas pelukannya. Jam 11. 30 kami kembali turun ke Pos 4, memakan waktu 90 menit.
   
Pak Adang, Guide/Porter Apuy sedang megantar tamu



Setibanya di Pos 4, hidangan telah siap untuk di santap. Menunya martabak telor dan tempe goreng. Selesai makan, kami segera packing agar tidak kemalaman. Jam 14.30 kami mulai turun gunung dan hujan kembali mengguyur. 90 menit kemudian, sampailah kami di Pos 1 berod. Lapor ke petugas bahwa tim kami sudah turun semua, membersihkan badan yang bercampur lumpur, dan 17.30 kami naik mobil bak terbuka ke Terminal Maja.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Elf menuju Kadipaten. Lalu ganti Elf menuju Cirebon. Turun di Kedawung, lalu naik angkot ke Stasiun Cirebon Prujakan. Bagus jam 01.30 langsung berangkat menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Sedangkan kami pulang esok hari dengan kereta yang berbeda. Andai kami semua memiliki banyak waktu, mungkin sudah melanjutkan perjalanan ke tempat antah barantah. Namun, aku harus kembali ke Purwokerto melanjutkan penelitian saya di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, karena sebentar lagi akan memasuki semester 12 hahahahaaa LEGEND!




Bersambung....kemana petualanganku selanjutnya?? #TunaBerkelana


Rician biaya:

Pos 1 Berod – Terminal Maja: 25.000
Terminal Maja – Kadipaten: 10.000
Kadipaten – Kedawung: 20.000
Kedawung – Stasiun Cirebon Prujakan: 5.000

6 komentar:

  1. jancuukkk,.,. farid patah hati adventure di tulis tenan,.,.

    BalasHapus
  2. Halo, saya tertarik dengan isi tulisan blognya. Boleh minta alamat emailnya? Ada beberapa yang ingin saya ketahui dan tanyakan. Ini kontak saya, partnership@pikavia.com . Makasiih :)

    BalasHapus
  3. Wah, infonya lumayan detail. Saya dan teman-teman juga rencananya mau ke Ciremai via Apuy hehe. Makasih :D

    BalasHapus
  4. Boleh minta no hp porter ke ciremai

    BalasHapus
  5. Kurang tau gan karena dulu gak pake porter. Coba kontak basecamp aja.

    BalasHapus