Selasa, 20 Mei 2014

Rencana B: Taman Nasional Baluran & Pulau Merah Banyuwangi

25 April 2014

Melanjutkan cerita, memperkaya pengalaman. Perjalanan kali ini juga di luar rencana karena sebenarnya aku ingin berkunjung ke gunung argopuro yang memiliki jalur pendakian terpanjang di pulau jawa. Namun apa boleh buat, mendekati hari H sudah kesana kemari mencari pasukan tidak ada yang bisa karena sedang memiliki kesibukan. Mungkin Tuhan belum mengijinkan ku untuk berkunjung kesini. Oleh karena itu aku memutuskan untuk Solo Traveling ke Baluran (Situbondo) dan Pulau Merah (Banyuwangi). Menentukan kedua lokasi ini hanya berdasarkan googling saja, semakin yakin kesini karena sudah ada akses transportasi umum. Tanggal 25 April jam 16.00 aku segera bergegas berangkat ke solo menuju stasiun solo jebres. hahahaha aku merasa sangat akrab dengan stasiun ini. singkat cerita, jam 19.00 aku sampai di terminal tirtonadi, lalu naik ojek menuju stasiun. segeralah mencari tiket KA Sri Tanjung tujuan banyuwangi baru. alhamdulillah masih dapet tiket. dan malam ini aku harus membunuh kebosanan, beruntung ada beberapa orang pendaki dari jakarta yang baru saja turun dari gunung lawu. kalau membahas gunung memang tak ada habisnya, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 00.00. gelar matras dan selamat tidur di stasiun solo jebres yang rasanya seperti hotel.

Sepasang Kaki Liar Mendarat di Gunung Papandayan

Petualanganku menikmati alam Indonesia masih berlanjut, rencana awal saya akan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tanggal 5 april 2014 dengan tim berjumlah 6 orang. H-30 saya sudah mempersiapkan semuanya mengingat TNGGP memiliki peraturan yang ketat sehingga harus booking online dulu. Setelah registrasi beres, administrasi segera saya selesaikan, hingga akhirnya data kami sudah di validasi. Okeeeeee i am ready!!
Persyaratan yang harus dipenuhi tinggal mengurus SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi) di kantor TNGGP. Mendekati hari H, satu per satu personil mengundurkan diri hingga hanya menyisakan 1 orang, namun saya tetap optimis pantang pulang sebelum menang.
Tanggal 4 april 2014 semua persiapan untuk pendakian gunung gede sudah beres, lalu jam 14.00 saya berangkat menuju semarang. Dan jreeennggggg tiba-tiba satu personil yang jadi tandem saya memberi kabar bahwa dia sedang tidak fit dan gak bisa ikut mendaki. Disini saya mulai mencari-cari alternatif untuk rencana lain. Lalu di tengah jalan saya memutuskan untuk turun dari bus, bus baru sampai di desa godong. Kebetulan saya punya sobat yang rumahnya daerah sini, ambil handphone lalu hubungi si farid. Singkat saja obrolan kita, bergegaslah dia menemuiku.