Kamis, 10 April 2014

Gunung Sumbing, Pantang Pulang Sebelum Menang

setelah menyelesaikan misi ke gunung sindoro, petualangan selanjutnya yaitu ke gunung sumbing. kedua gunung ini sering disebut dengan "double S". tepatnya tanggal 12 januari 2014, saya pun merencanakan untuk mengunjunginya. kebetulan sekali, sahabat lama saya kala di bangku SMA sedang pulang kampung, saya angkut saja. lalu ditambah pasukan dengkul mlocot beranggotkan huda, narno, aria, ginanjar, dan afif. sejak pagi mental kami sudah diuji. rencana berangkat jam 06.00, namun hujan mengguyur kawasan tembalang. akhirnya kami berangkat jam 09.00, mampir warteg dulu vroh ngisi perut. selesai sarapan, hujan deras kembali turun. kami menunggu sejenak, namun tak kunjung mereda. kami memutuskan untuk nekat, pasang jas hujan, berangkat menuju desa garung, wonosobo. setibanya di bandungan, hujan mulai reda dan cuaca tampak cerah. singkat cerita, akhirnya jam 13.00 kami sampai di basecamp sumbing. kondisinya cukup rapi dan bersih, kamar mandi yang tersedia juga banyak.




sekitar jam 14.00 kami mulai trekking setelah selesai registrasi. melewati perkampungan warga, ladang petani dengan jalan berbatu, tiba-tiba hujan turun dengan deras. jalur trek pun menjadi sungai. kami pun basah kuyup walau sudah memakai mantel. namun itu tidak mematahkan semangat kami. sedikit demi sedikit berjalan, nanti juga akan sampai. singkat cerita, jam 8 kami sampai di bawah pestan. cari-cari lokasi untuk mendirikan tenda. kami memilih dibawah pestan karena masih ada banyak pohon yang dapat melindungi kami dari hembusan angin kencang. setelah itu, ganti baju kering lalu masak dan istirahat untuk memulihkan kondisi.



waktu menunjukkan pukul 05.00 dan kami pun bangun dari tidur lelap. buka tenda, oh tampaknya kami belum beruntung. kabut tebal menghalangi matahari yang ingin menyapa. kami memutuskan untuk menunda perjalanan ke puncak. sekitar jam 9.00 kami kembali melanjutkan perjalanan. barang-barang kami tinggal di tenda, semangat vroh!
setelah melewati pestan, trek yang kami lewati adalah bebatuan. 3,5 jam kemudian akhirnya kami semua berhasil sampai dipuncak. kami tidak bisa melihat pemandangan alam yang indah karena kabut yang tebal. tak apalah, nikmati saja. semua ada nilai seni, tergantung sudut pandang kita. sebuah perjuangan, pantang pulang sebelum menang.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar