Setelah pulang dari kepulauan seribu, langsung meminta ijin
kepada orang tua untuk melanjutkan petualangan. Kali ini sedikit alot, tidak
seperti biasanya. Mungkin karena situasinya baru sampai rumah dan besoknya harus melancong
lagi ke Gunung Argopuro. Sebenarnya bulan lalu saya ingin kesini, namun selalu
saja ada halangannya. Sempat cancel 2 kali. Kembali ke trip argopuro, akhirnya
saya mengantongi ijin. Segera packing, karena selasa sore saya harus sudah tiba
di Probolinggo. Saya janjian di kota ini karena mereka (bagus & farid) baru
turun dari Gunung Semeru. Wah jadi teringat sama tim dangdut, walaupun belum
pernah naik gunung namun mas tiax dan mas keling tetap gigih mendaki puncak
mahameru oktober silam.
27 Mei 2014
Jam 04.00 subuh saya sudah duduk manis di Simpanglima menunggu bus jurusan Purwodadi - Solo. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya bus rela melintas. Tumben bus ini gak ngebut, oh rupanya ini tanggal merah jadi gak kejar setoran mengangkut siswa ke sekolah. 3 jam kemudian tibalah saya di Terminal Tirtonadi, lalu oper naik bus kecil jurusan Stasiun Jebres. Jam 08.00 saya sudah sampai di stasiun. Kereta api logawa berangkat jam 10.00, lumayan masih ada waktu 2 jam untuk belanja logistik dan mencari sarapan pagi.
Jam 04.00 subuh saya sudah duduk manis di Simpanglima menunggu bus jurusan Purwodadi - Solo. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya bus rela melintas. Tumben bus ini gak ngebut, oh rupanya ini tanggal merah jadi gak kejar setoran mengangkut siswa ke sekolah. 3 jam kemudian tibalah saya di Terminal Tirtonadi, lalu oper naik bus kecil jurusan Stasiun Jebres. Jam 08.00 saya sudah sampai di stasiun. Kereta api logawa berangkat jam 10.00, lumayan masih ada waktu 2 jam untuk belanja logistik dan mencari sarapan pagi.
Eng ing eng jam 17.30 saya sudah sampai di Stasiun Probolinggo. Tak berlama-lama langsung cari angkutan kota menuju Terminal Probolinggo karena Farid dan Bagus sudah mulai berisik nan gelisah di grup bbm. Akhirnya saya bertemu dengan mereka, thorrrr thosss bau
petualangan. Saya mulai menyukai petualangan yang seperti ini. Ngetrip bareng
tapi menyusun transportasinya sendiri. Bagi saya, ini bisa melatih disiplin dan
tanggungjawab. Ngobrol-ngobrol sebentar, lalu cari minimarket untuk
melengkapi logistik. Setelah logistik beres, lalu kami naik bus akas jurusan Besuki. Tarifnya 11.000 dan kami turun di Alun-alun Besuki.
Sesampainya di Alun-alun, banyak tukang ojek yang
menawarkan jasa mengantar ke Desa Baderan. Ahh mending tiduran dulu di depan
indomaret dan besok pagi baru naik angkot menuju kesana. Angkot menuju Baderan
jumlahnya sangat sedikit, jadi perlu di perhatikan mengatur manajemen perjalanannya ya.
Selamat malam Besuki.
versi kami:
Pos Baderan - Mata air 1 (5,5 jam) camp 1
Mata air 1 - Mata air 2 (2 jam)
Mata air 2 - Cikasur (4 jam) camp 2
Cikasur - Cisentor 3 jam (camp 3)
Cisentor - Rawa embik (1 jam)
Rawa embik - Puncak Rengganis (2,5 jam)
Cisentor - Taman Hidup (5 jam) camp 4
Taman Hidup - Pos Bremi (3 jam)
28 Mei 2014
Jam 06.00 kami bersiap memulai petualangan. Berjalan ke arah
kantor polisi, lalu mengikuti jalan yang berada di sampingnya. Diujung jalan
sudah ada sopir angkot yang mencari-cari penumpang. Alhamdulillah kami tak
perlu menunggu lama, karena disana juga sudah ada penumpang lain. Perjalanan
memakan waktu 60 menit untuk sampai di
basecamp baderan. Sampai disana, kami bertemu dengan pak susiono. Kumpulin KTP
lalu kami dipersilakan untuk sarapan dulu sembari menunggu simaksi kami
selesai. Nyantai-nyantai dulu lah ya, nikmati kopi hitam panas sedikit manis.
60 menit kemudian, kami kembali ke basecamp dan simaksi kami sudah selesai. Pak Susiono ini orangnya kocak, sehari disini mungkin saya awet muda dan tambah
gila hahahaha piss pak. Asiik lah pokoknya diajak ngobrol.
Sebelum trekking, kami di photo dulu sama pak Susiono di depan papanisasi basecamp. Peraturan disini memang begitu, ini sebagai bukti. Biaya mengurus simaksi 60.000/kelompok (sudah termasuk meterai). Tak lupa kami photo bersama dengan pak susiono. Petualangan dimulai vroh!! jam 10.30 tancap gasss. Jalur permulaan adalah jalur makadam, melewati pemukiman warga, kebun tembakau, lalu jalan tanah. Sepanjang perjalanan disuguhi beberapa aliran sungai dari ketinggian yang tampak seperti air terjun. Banyak lalu lalang pengendara sepeda motor yang akan menuju maupun balik dari cikasur. Mereka adalah para pencari selada air. Kalau mau ngojek ke cikasur juga bisa kok, tentu dengan tarif yang tak sedikit. Setelah membelah hutan yang tak terlalu rapat, akhirnya jam 17.00 kami sampai di pos mata air 1. Segera kami mendirikan tenda karena lokasi campground yang sempit. Kira-kira hanya muat 6-7 tenda saja. Menu makan pertama kami nasi telur sambal setan. Huh hah huh hah mantab, pedasnya nampol walaupun nguleg (menghaluskan) pegel bro. Pakai kaleng dan di tumbuk pakai botol kaca. Tak lupa kami bercengkrama bersama hangatnya secangkir kopi hitam beehhhh syahdu.
Jam 10.00 kami mulai trekking menuju cikasur. Jalan yang
kami lalui naik turun dan kami mulai memasuki kawasan suaka. Di tengah
perjalanan kami disuguhi atraksi lutung jawa yang terjun dari pohon ke pohon. Keren! Jam 12.00 kami sampai di pos mata air 2. Persediaan air kami
masih banyak, lalu kami melanjutkan perjalanan ke cikasur. Jrengggggg jam 13.30
kami mulai menginjakkan kaki di savana. Apakah ini cikasur? Kok gak ada
sungainya? dalam hati muncul sebuah tanda tanya.
itu aku |
Oh ternyata PHP, lalu kami kembali memasuki hutan, savana lagi, hutan lagi, savana lagi, hutan lagi, savana lagi dan kami menemui aliran sungai yang sangat jernih. Jam 16.00 kami sampai di cikasur. Di tepi sungai ada sedikit lahan datar yang muat untuk satu tenda, kami memutuskan untuk ngecamp disitu (biar deket ambil airnya). Sore itu ada merak yang sedang menggoda kami untuk melihatnya. Harusnya pakai lensa tele ini tapi belum punya hehehehehe simpan di memori otak saja lah ya.
Malam itu cikasur sangat dingin, sekitar dinihari tidur
mulai tak nyenyak karena menggigil.
30 Mei 2014
Sungai Cikasur |
savanna cikasur |
Jam 13.15 kami sampai di cisentor. Pasang tenda, barang tinggal dan langsung summit ke puncak rengganis. 60 menit berjalan kami sampai di rawa embik. Kami menyebrangi sungai dan ooh rupanya kami berada pada jalur yang salah. Tapi kami masih tak percaya, masih mencoba mengalisa karena di peta menuju puncak itu arah utara. Hasilnya masih nihil, lalu kami kembali ke rawa embik. Rupanya ada petunjuk arah di bawah pohon edelweis, petunjuk ke puncak itu menuju ke barat. Arloji hitamku menunjukkan pukul 16.00 dan kami tak membawa headlamp. Kami bertemu pendaki lain, katanya dari rawa embik ke puncak masih sekitar 2,5 jam. Komitmen kami sejak awal adalah menghindari trekking malam karena sudah banyak kasus tersesat di Gunung Argopuro, baiklah dengan kebesaran jiwa kami kembali ke cisentor. Kapan-kapan jika masih memiliki waktu kami akan kembali kesini menengok puncak rengganis yang memiliki sejarah panjang dengan beragam versi.
Malam itu kami habiskan dengan tertawa bersama dan
bercengkrama ngalor ngidul bersama kelompok pendaki lainnya.
Cisentor |
31 Mei 2014
Jam 9.15 kami memulai trekking. Perkiraan waktu sekitar 8 jam untuk sampai di danau taman hidup dan selama perjalanan hanya ada satu sumber air yaitu di Aeng Kenek. Persediaan air perlu di perhitungkan. Jalan yang kami lalui melewati semak belukar yang lebat dan menutupi jalan, belum lagi grombolan tanaman jancukan yang panas dan gatal rasanya jika sampai menyentuh kulit. Selain itu jalan naik turun, melewati beberapa punggungan bukit, ohh benar-benar gunung argopura merupakan ujian kesabaran. Ketika memasuki hutan lumut, kami mulai segar kembali karena sudah dekat dengan Danau Taman Hidup. Hutan yang lembab dan lebat, katanya masih banyak satwa liar seperti macan, harimau, serigala, rusa, dll. Jam 15.30 kami sampai di lokasi camping terakhir. Padahal perkiraan lama perjalanan 8 jam, ternyata memakan waktu 5 jam saja. Pak susiono juga bilang katanya 10 jam malah, tak taulah. Nikmati saja, yang penting sudah sampai di taman hidup. Kami memutuskan ngecamp di dalam hutan, tidak di pinggir danau karena tanahnya kurang rata dan gembur.
Menjelang matahari terbenam, danau terlihat makin sunyi ketika kabut mulai menyelimuti danau. seperti di film-film animasi jepang. malam pun tiba, larut dalamsuasana hening hutan bremi.
01 Juni 2014
pagi itu kami masih asiik mengabadikan photo. kami agak santai, karena rencananya malam ini kami mau menginap di basecamp. lalu sarapan pagi, setelah itu packing. jam 11.30 kami melanjutkan perjalanan menuju desa bremi, probolinggo. melewati hutan lebat dengan pohon-pohon besar usia tahunan, cukup mengerikan juga sesekali melihat poho besar yang tumbang. tak lupa mulut ini selalu mengucap doa di sela langkahku. lalu melewati hutan damar yang tertata rapi. benar-benar hutan yang masih terjaga. setelah 3 jam berjalan, akhirnya kami sampai di rumah pak arifin. beliau adalah petugas perijinan dari basecamp bremi. sore itu banyak warga sekitar yang berbondong-bondong membawa susu pemerahan sore ini ke KUD yang letaknya tak jauh dari rumah pak arifin. sial, kami tak bisa membeli, kalau mau beli ya harus di KUD 1 krucil. namun tiba-tiba pak arifin mengambil ceret dan berkata "mau berapa liter mas? biar saya belikan" mungkin hanya orang-orang tertentu yang bisa beli heheheehhe sebenarnya pak arifin juga punya sapi dirumah, namun saat itu sedang bunting jadi ya belum bisa produksi. sebagai mahasiswa peternakan, saya suka suasana seperti ini. di desa, lalu banyak warga yang punya sapi perah, bisa minum susu segar tiap hari.. hhmmmm
pak arifin ini pernah melakukan ekspedisi halilintar, 20 puncak gunung di jawa timur, bali, dan nusa tenggara barat dalam waktu kurang dari satu bulan.. keren yaa
pak arifin |
02 Juni 2014
singkat cerita, sorenya kami melanjutkan perjalanan menuju kota probolinggo. jalan-jalan nikmati malam sambil membunuh waktu, lalu tengah malam kami menuju stasiun. kereta kami berangkat pagi, jadi cari amannya tidur di stasiun saja. gratis bro hehhehehehhe
keren kisahnya mas. saya sangat menikmati banget. jadi malu, saya sebagai warga jawa timur belum sempat mendaki ke argopuro
BalasHapusluangkan waktumu gan,, nikmati damainya argopuro, mumpung masih sepi #SalamLestari
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusViewnya keren abis
BalasHapus